Cat dan Korek Api Bertuah

Alkisah ada seorang anak lelaki bernama Eric Chant, yang biasa dipanggil Cat. Ia dan kakak perempuannya, Gwendolen, tinggal bersama seorang penyihir tua bernama Mrs. Sharp, setelah kematian orang tua mereka dalam kecelakaan perahu.

Cat adalah anak lelaki biasa, tak seperti Gwendolen yang memiliki kekuatan sihir. Gwendolen bahkan dianggap sebagai seorang penyihir berbakat, yang dalam ramalan, suatu saat bisa menguasai dunia.

Setiap hari Gwendolen belajar pada seorang penyihir resmi bernama Mr. Nostrum. Di dunia Chrestomanci ini, penyihir memang amat umum ditemui. Meskipun setelah kecelakaan itu mereka menjadi dua anak yatim piatu yang sangat disayang oleh pemerintah kota, dan mereka menjamin semua kebutuhannya, tapi pemerintah tidak mau membiayai "kursus" sihir Gwendolen. Jadilah mereka (terutama Gwendolen dan Mrs. Sharp) membayar Mr. Nostrum dengan tanda tangan Chrestomanci, seorang penyihir hebat, yang dulu pernah berkorespondensi dengan mendiang ayah Gwendolen dan Cat.

Ketika itu juga, Cat untuk pertama kalinya melihat sebuah tempat korek api aneh yang hanya berisi 9 batang korek api. Itupun tiga batangnya sudah terbakar, jadi hanya bersisa 6 batang yang utuh. Cat sama sekali tidak mengerti mengapa orang tua mereka menyimpan korek api itu. Dia juga tidak tahu bahwa kehidupannya mendatang ternyata terhubung erat dengan korek api unik itu.

Gwendolen, kakak Cat, adalah seorang anak yang sangat ambisius. Dia merasa tidak cukup hanya berguru pada Mr. Nostrum, karena ia ingin menjadi penyihir yang lebih mahir, dan suatu saat dapat menguasai dunia, seperti kata ramalan yang pernah diterimanya. Itulah sebabnya ia menyurati Chrestomanci agar dapat berguru dengannya. Tak lama setelah Chrestomanci datang ke rumah Mrs. Sharp, mereka pun dibawa menuju kastil Chrestomanci yang megah, untuk belajar di sana.

Sayang, harapan Gwendolen untuk segera menjadi penyihir hebat tampaknya tidak kesampaian, karena di kastil Chrestomanci, anak-anak di bawah umur justru dilarang untuk menggunakan sihir.


Gwendolen kesal setengah mati, sehingga dia berulah, seperti menghancurkan taman Chrestomanci yang indah, menumpahkan tinta pada baju Mr. Saunders, menyihir hiasan para santo di gereja hingga mereka berperang sendiri pada misa pagi, membuat kastil gelap gulita, dsb. Namun Chrestomanci dan Mr. Saunders, guru mereka, tidak pernah  menanggapi ulah Gwendolen itu. Mereka bersikap seolah tidak ada apa-apa, sehingga Gwendolen makin naik darah. Padahal ia ingin agar Chrestomanci memperhatikannya dan mengakui kehebatan sihirnya.

Hingga puncaknya, Gwendolen menggunakan darah naga, yang didapatnya secara ilegal, lalu berusaha menghancurkan jamuan Chrestomanci dengan menyihir makhluk-makhluk mengerikan ke tempat jamuan itu. Kejadian itu benar-benar menyulut kemarahan Chrestomanci dan Mr. Saunders, hingga mereka mengambil kekuatan sihir Gwendolen.

Esok paginya, Cat terkejut menemukan seorang gadis yang begitu mirip Gwendolen di kamar kakaknya. Meskipun sangat mirip, tapi Cat langsung tahu kalau gadis itu bukanlah kakaknya. Ia adalah Janet, "kembaran" Gwendolen di dunia yang lain. Jadi, setiap orang pasti memiliki kembaran di dunia yang lainnya, dan Gwendolen yang merasa kemampuan sihirnya tak diakui Chrestomanci, pergi ke dunia paralel lainnya. Ketika Gwendolen pergi ke dunia lainnya, maka kembaran-kembaran Gwendolen lainnya pun akan turut berpindah tempat. Dan Janet-lah yang menggantikan tempat Gwendolen di dunia Chrestomanci ini.

Anehnya lagi, setelah mengetahui kalau Gwendolen dan Janet berpindah tempat, seorang pelayang kastil bernama Euphemia yang masuk ke kamar Gwendolen tiba-tiba berubah menjadi seekor katak!

Bagaimana mungkin Gwendolen bisa pergi ke dunia lainnya tanpa sihir? Padahal sihirnya sudah dihilangkan oleh Mr. Saunders? Lalu, bagaimana bisa juga Euphemia berubah jadi katak? Siapa yang menyihirnya? Janet kah? Atau justru Cat? Lalu, apa yang harus Cat lakukan tanpa Gwendolen di sisinya? Apalagi kakaknya itu ternyata meninggalkan serangkaian masalah yang justru membuat hidup Cat semakin sulit.. Dan kenapa ketika Cat dan Janet membuka kotak korek api peninggalan orang tuanya, korek api Cat yang utuh hanya tinggal tiga?

Saya nggak suka banget sama Gwendolen yang ambisius dan menghalalkan segala cara itu. Jadi saya seneng deh begitu Gwendolen dan Janet bertukar tempat, karena si Janet jauh lebih menyenangkan dari Gwendolen. Si Gwendolen ini juga seneng banget ngeremehin orang lain. Orang-orang favoritnya (untuk diremehkan) adalah Millie, istri Chrestomanci, yang seorang wanita biasa (dari segi penampilan dan wajah), Julia (anak perempuan Cherstomanci), dan Euphemia, si pelayan.

Ketika cerita menuju ke akhir, saya mulai menaruh harapan pada Gwendolen, berharap dia berubah. Tapi ternyata nggak.. Kecewa sekali sama dia. Benar-benar seorang kakak yang luar biasa buruk dan manusia yang sangat sangat menyebalkan.

Sebal juga sih sama Cat yang kemana-mana selalu bergantung pada Gwendolen, tanpa sadar kalau kakaknya itu lagi memanfaatkan dia. Cat yang polos lama banget sadarnya. Bahkan orang-orang di sekelilingnya dulu yang harus buat dia sadar kalau dia selalu dimanfaatkan oleh Gwendolen.

Oh iya, yang penasaran kenapa Eric dipanggil Cat, itu adalah nama panggilan dari Gwendolen. Soalnya, Eric mirip seperti kucing yang punya sembilan nyawa, karena dia pernah hampir mati beberapa kali.

Empat bintang untuk dunia penyihir ala Diana Wynne Jones ini. Suka dengan ide ceritanya dan penyihir-penyihir yang ada di dalamnya. Dan suka sekali sama Cat dan Janet, serta Chrestomanci yang jangkung, tampan, dan misterius (sayang udah punya istri dan anak.. xp #eh).

Judul buku: Dunia-dunia Chrestomanci: Eric Chant dan Korek Api Bertuah
Judul Asil: The Worlds of Chrestomanci: Charmed Life
Penulis: Diana Wynne Jones
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Maret 2009
ISBN: 9789792244366

Comments