Ketika Takdir Merasuki Kenangan


Memory and Destiny (Amore 02)Memory and Destiny by Yunisa KD
My rating: 1 of 5 stars

Jadi gini, waktu si Maroon yang waktu itu baru sepuluh tahun, masih imut-imut najong, minta sama orang tuanya buat maen di kuburan di Enggris sonoh. Di sono, Maroon yang lagi tergila-gila sama "Phantom of the Opera" ketemu sama om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler lagi duduk melow galow di kuburan. Mereka bertatapan mata, bertukar senyum, terus pisah deh. Abis itu si Maroon balik pulang ke ibu pertiwi (ternyata doski orang endonesah cuy) sama orang tuanya dan eh si Maroon ketemu lagi sama si om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler di pesawat. Mungkin takdir.

Sesampainya di tanah ibu pertiwi, si Maroon masuk ke sekolah Indonesia. Tapi, dia yang udah kelamaan di Enggris bahasa Endonesahnya jadi kaco balo. Sayangnya, nggak ada yang bisa bantuin dia karena mama pergi papa pergi. Ada tali ku gantung diri, talinya putus digigit tikus. Kata pak camat tikusnya empat. Pak camat pulang lewat kuburan. Ada pocong berbaju putih. Putih-putih melati alibaba, merah-merah delima pinokio. *generasi 90-an*

Maroon sedih, nggak ada yang bisa bantuin dia. Saat itulah sosok om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler muncul lagi di hadapan dia. Idih, si om ini ganjen amat sih anak sepuluh tahun diintilin ke mana-mana. Pedofilkah dia? Ternyata tidak! Rupanya yang bisa melihat si om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler cuma Maroon aja. Artinya, si om ini setan yang mengikuti Maroon sejak dia maen di kuburan waktu di Enggris sana. Atau begitulah pikir orang tua Maroon yang karena takut anaknya kesurupan, akhirnya dipanggillah segala jenis pengusir setan, mulai dari pastor, ahli feng shui, sampe dukun beranak (kagak pake beranak sik, dukun doang).




Tapi si om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler yang ternyata invisible sama orang-orang di sekitar Maroon ini ternyata nggak mau pergi. Dia masih betah maen sama Maroon. Si om sebenernya berguna kok, soalnya dia bantuin Maroon belajar bahasa endonesah bahkan bantuin Maroon ngasih CPR ke bapaknya Maroon waktu si bapake tiba-tiba kena serangan jantung.

Yang bisa mengusir si om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler-yang-ternyata-invisible itu ternyata pocong! Iya, si pocong yang ketemu sama pak camat, yang bilang kalo tikus yang gigit tali bocah yang mau gantung diri itu ada empat. Si poconglah yang berhasil mengembalikan si om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler-yang-ternyata-invisible itu ke dunianya. Emang hantu Indonesia nggak ada matinye. Jangan maen-maen lu! Enak aja dari luar negeri mau ambil wilayah kekuasaan orang. Berantem deh mereka, sampe si Maroon kena demam tinggi dan besokannya si om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler-yang-ternyata-invisible itu menghilang dari pandangannya.

Tapi tenang, soalnya di masa yang akan datang mereka bakalan ketemu lagi. Dan si om-om-ganteng-duapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler-yang-ternyata-invisible itu berubah menjadi om-om-ganteng-tigapuluhlimataun-perpaduan-ken-si-barbie-sama-rhett-butler-yang-sekarang-visible.

Lantas, bagaimanakah kelanjutan misteri antara Maroon dan si om yang telah saling menghantui selama satu dekade itu? Apakah akhirnya cinta akan merasuki dua insan yang dipisahkan oleh ruang, waktu, dan dunia itu? Lalu, kenapa Maroon takut lewat kuburan lagi? Apakah ada hubungannya dengan si pocong berbaju putih yang bertemu dengan pak camat?

Silakan baca sendiri kalau Anda berani.

Kalau saya sih udah lambai-lambai tangan ke kamera. Karena takut kena penuaan dini, akibat bibir yang selalu tertarik ke bawah dan mata yang selalu memicing, ketika membaca cerita ini, saya memutuskan untuk bacanya ala orang kerasukan. Sungguh saya merasa empati dengan editor novel ini. Semoga beliau tidak terkena penuaan dini karena harus membaca ceritanya berkali-kali.

Ngomong-ngomong, kenapa sih dari tadi saya bawa-bawa hal-hal mistis macam itu? Soalnya si penulis demen banget pake kata-kata itu. Mungkin obsesinya mau bikin cerita horor belum kesampean kalik? Meskipun bagi pembacanya, cerita ini adalah horor yang akan menghantui sepanjang hidup *lebay*

Lagipula, saya juga nggak habis pikir kenapa buku ini sampai ada di tangan saya... Mungkin saya sedang kerasukan saat itu? Hingga tangan saya terulur untuk mengambil buku seharga 7.500 rupiah yang lagi obral di Gramed Matraman ini dan bukannya mengambil komik Doraemon yang lagi diskon gocengan. Ya, mungkin itu jawabannya.

Kalau saya percaya bahwa buku itu memiliki destiny dengan pemiliknya, maka saya akan memutuskan tali destiny itu. Baik dengan saya maupun orang-orang setelah saya. *nyalain korek*

Comments