Teror Hantu Opera
Postingan ini dipindahkan dari blog saya. Pertama kali post pada 7 Desember 2011
Buku yang akan saya review kali ini adalah The Phantom of The Opera, karya seorang novelis Prancis Gaston Leroux. Awalnya, novel ini diterbitkan secara berseri di sebuah surat kabar Prancis bernama Le Gaulois di tahun 1909.
Mungkin sudah banyak di antara kita yang mendengar tentang The Phantom of The Opera. Tapi, berapa banyakkah dari kita yang benar-benar tau seperti apa ceritanya? Dan berapa banyakkah dari kita yang benar-benar pernah membacanya sendiri? Di sini, saya akan mencoba menuliskan sedikit review tentang novel yang sangat terkenal ini.
Novel The Phantom of The Opera bercerita tentang teror yang terjadi di sebuah gedung opera besar di Paris. Teror itu dibuat oleh sesosok misterius yang menamakan dirinya Hantu Opera. Tak ada yang tahu sosoknya seperti apa. Apakah ia manusia ataukah hantu? Tak ada yang pernah melihatnya. Namun, mereka semua merasakan terornya. Teror yang mengerikan dari sosok tanpa wujud itu.
Cerita The Phantom of The Opera berpusat pada hubungan cinta segitiga antara Erik (sang Hantu Opera), Christine (seorang penyanyi opera yang cantik jelita), dan Raoul (teman masa kecil Christine yang sangat mencintai Christine). Erik adalah Hantu Opera yang bertanggung jawab atas kejadian-kejadian aneh dan mengerikan di dalam gedung opera tersebut. Dia bertanggung jawab atas sedikitnya dua pembunuhan misterius yang semua orang menganggapnya sebagai sebuah kecelakaan. Dia selalu duduk di boks balkon nomor lima dan tidak ada yang boleh menempati tempat tersebut jika anda ingin nyawa anda selamat. Dia juga meminta "upeti" sebesar 240.000 franc setiap bulan, yang dianggap sebagai lelucon oleh manajer baru opera.
Berkat teror dari Hantu Opera, Christine Daae, sang penyanyi opera muda yang cantik jelita yang sebelumnya tak mendapatkan perhatian dari seorang pun akhirnya menjadi pemeran utama malam itu, menggantikan Carlotta yang tiba-tiba sakit. Ketika itulah, Raoul de Chagny, teman masa kecil sekaligus cinta pertama Christine, bertemu lagi. Tetapi ketika itu, Christine bersikap seolah-olah ia tidak ingat dengan Raoul, karena ternyata saat itu Christine mulai hidup di bawah obsesi Erik yang ingin menjadikan dirinya sebagai miliknya.
Raoul adalah seorang bangsawan muda yang tampan, dan berdasarkan status sosialnya, ia tak akan bisa menikah dengan Christine. Tetapi, pertemuan mereka kembali membuat Raoul sadar bahwa ia sangat mencintai Christine, begitu juga dengan Christine. Saat itulah, Erik akhirnya sadar bahwa ia tidak akan bisa memiliki Christine. Hal itu tentu saja tidak membuat Erik senang, karena jika ia tidak bisa memiliki Christine, maka Raoul pun tak akan pernah bisa memilikinya juga. Erik melakukan berbagai cara untuk membuat Christine mencintainya, termasuk dengan menculik Christine dan memaksanya untuk menikah dengannya jika ia ingin bisa kembali ke dunianya dan bertemu dengan Raoul.
Perasaan Christine sendiri bagai buah simalakama. Ia mencintai Raoul, namun ia juga memiliki perasaan sayang dan kasihan terhadap Erik, sang Hantu Opera yang malang. Ia ingin bisa bersama Raoul, namun ia akan membawa malapetaka besar bagi Raoul dan banyak orang jika ia meninggalkan Erik. Raoul sendiri adalah seorang pria muda yang masih belum sadar bahwa Erik sangat berbahaya, dan menganggap bahwa sosok Erik hanya ada di dalam imajinasi Christine saja. Ia juga sering bertindak gegabah, yang menyebabkan obsesi Erik kepada Christine menjadi semakin berbahaya.
Hingga suatu hari, ketika Raoul dan Christine memutuskan untuk kawin lari, dan pergi sejauh mungkin dari cengkeraman Erik, Christine menghilang secara misterius dari tengah panggung opera yang dipenuhi banyak orang...
Raoul harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan kekasih hatinya itu, sebelum semuanya terlambat. Ketika itu, ia dibantu oleh sosok Orang Persia misterius yang mengetahui tentang masa lalu Erik yang kelam...
Apakah yang terjadi dengan Christine? Apakah ia masih hidup atau sudah mati? Berhasilkah Erik menuntaskan obsesinya untuk memiliki Christine? Lalu, apa yang Raoul lakukan ketika melihat Christine tiba-tiba menghilang di hadapannya sendiri?
Saya tidak akan memberitahu anda, tentu saja. Silakan baca sendiri novel ini, yang Alhamdulillah sekarang sudah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Saya benar-benar senang sekali karena Gramedia sering menerbitkan karya-karya kesusasteraan klasik akhir-akhir ini, karena menurut saya Indonesia memang sudah ketinggalan jauh di bidang pengetahuannya terhadap kesusasteraan terkenal dunia.
Ketika membaca novel ini, saya jadi penasaran dengan filmnya. The phantom of the opera telah berkali-kali dipentaskan di panggung opera maupun di layar lebar. Yang kebetulan menarik saya adalah versi terbaru dari The Phantom of The Opera yang difilmkan di tahun 2004. Film itu dibintangi oleh Emmy Rossum sebagai Christine, Gerard Butler sebagai Erik sang Hantu Opera, dan Patrick Wilson sebagai Raoul. Saya belum menonton filmnya, tapi saya terpesona lihat trailernya di youtube. Saya juga makin penasaran ketika melihat adegan Christine bernyanyi untuk pertama kalinya di hadapan para penonton opera, ketika ia menggantika Carlotta. Suaranya Emmy Rossum bagus bangett.. Saya terpesona. Selain itu, adegan ketika Christine dan Erik tampil bersama di panggung juga keren. Itu si Gerard Butler keren banget dengan jubah panjang dan topeng yang menutupi wajahnya. Bikin pangling. Beda banget dengan ketika dia di PS. I Love You. Jadi, saya mencatat di benak saya untuk menonton film ini di kemudian hari.
Dan ternyata, dari situ saya tahu bahwa lebih banyak yang simpati pada pasangan Erik-Christine dibanding dengan Raoul-Christine. Bahkan ketika saya iseng-iseng main di fanfiction.com, fanfic Erik-Christine jauh lebih banyak daripada Raoul-Christine! Jujur saja, setelah selesai membaca novel ini pun, saya jadi lebih suka dengan pasangan yang pertama. Gaston Leroux menampilkan emosi karakter-karakternya dengan begitu baik dan sangat menyentuh, sehingga bisa membuat saya berpindah posisi di saat-saat terakhir.
Novel ini memang nuansanya kelam dan sangat menegangkan. Sampai-sampai, saya menunda membacanya karena saat itu saya sedang sendirian di rumah. Dan saya tidak mau membacanya malam-malam. Saya memang bukan penikmat kisah hantu atau thriller bunuh-bunuhan. Kalau Sherlock Holmes sih masih oke saya baca malam-malam, tapi kalau yang ini nggak deh.. Itu dulu, sekarang karena saya sudah selesai baca, saya nggak akan takut lagi untuk membacanya di malam hari, meskipun Erik mungkin mengawasi saya dengan mata merah dari balik topengnya...
Judul: The Phantom of The Opera
Pengarang: Gaston Leroux
Alih bahasa: Stefanny Irawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 376 hlm
ISBN: 978-979-22-6951-2
Buku yang akan saya review kali ini adalah The Phantom of The Opera, karya seorang novelis Prancis Gaston Leroux. Awalnya, novel ini diterbitkan secara berseri di sebuah surat kabar Prancis bernama Le Gaulois di tahun 1909.
Mungkin sudah banyak di antara kita yang mendengar tentang The Phantom of The Opera. Tapi, berapa banyakkah dari kita yang benar-benar tau seperti apa ceritanya? Dan berapa banyakkah dari kita yang benar-benar pernah membacanya sendiri? Di sini, saya akan mencoba menuliskan sedikit review tentang novel yang sangat terkenal ini.
Novel The Phantom of The Opera bercerita tentang teror yang terjadi di sebuah gedung opera besar di Paris. Teror itu dibuat oleh sesosok misterius yang menamakan dirinya Hantu Opera. Tak ada yang tahu sosoknya seperti apa. Apakah ia manusia ataukah hantu? Tak ada yang pernah melihatnya. Namun, mereka semua merasakan terornya. Teror yang mengerikan dari sosok tanpa wujud itu.
Cerita The Phantom of The Opera berpusat pada hubungan cinta segitiga antara Erik (sang Hantu Opera), Christine (seorang penyanyi opera yang cantik jelita), dan Raoul (teman masa kecil Christine yang sangat mencintai Christine). Erik adalah Hantu Opera yang bertanggung jawab atas kejadian-kejadian aneh dan mengerikan di dalam gedung opera tersebut. Dia bertanggung jawab atas sedikitnya dua pembunuhan misterius yang semua orang menganggapnya sebagai sebuah kecelakaan. Dia selalu duduk di boks balkon nomor lima dan tidak ada yang boleh menempati tempat tersebut jika anda ingin nyawa anda selamat. Dia juga meminta "upeti" sebesar 240.000 franc setiap bulan, yang dianggap sebagai lelucon oleh manajer baru opera.
Berkat teror dari Hantu Opera, Christine Daae, sang penyanyi opera muda yang cantik jelita yang sebelumnya tak mendapatkan perhatian dari seorang pun akhirnya menjadi pemeran utama malam itu, menggantikan Carlotta yang tiba-tiba sakit. Ketika itulah, Raoul de Chagny, teman masa kecil sekaligus cinta pertama Christine, bertemu lagi. Tetapi ketika itu, Christine bersikap seolah-olah ia tidak ingat dengan Raoul, karena ternyata saat itu Christine mulai hidup di bawah obsesi Erik yang ingin menjadikan dirinya sebagai miliknya.
Raoul adalah seorang bangsawan muda yang tampan, dan berdasarkan status sosialnya, ia tak akan bisa menikah dengan Christine. Tetapi, pertemuan mereka kembali membuat Raoul sadar bahwa ia sangat mencintai Christine, begitu juga dengan Christine. Saat itulah, Erik akhirnya sadar bahwa ia tidak akan bisa memiliki Christine. Hal itu tentu saja tidak membuat Erik senang, karena jika ia tidak bisa memiliki Christine, maka Raoul pun tak akan pernah bisa memilikinya juga. Erik melakukan berbagai cara untuk membuat Christine mencintainya, termasuk dengan menculik Christine dan memaksanya untuk menikah dengannya jika ia ingin bisa kembali ke dunianya dan bertemu dengan Raoul.
Perasaan Christine sendiri bagai buah simalakama. Ia mencintai Raoul, namun ia juga memiliki perasaan sayang dan kasihan terhadap Erik, sang Hantu Opera yang malang. Ia ingin bisa bersama Raoul, namun ia akan membawa malapetaka besar bagi Raoul dan banyak orang jika ia meninggalkan Erik. Raoul sendiri adalah seorang pria muda yang masih belum sadar bahwa Erik sangat berbahaya, dan menganggap bahwa sosok Erik hanya ada di dalam imajinasi Christine saja. Ia juga sering bertindak gegabah, yang menyebabkan obsesi Erik kepada Christine menjadi semakin berbahaya.
Hingga suatu hari, ketika Raoul dan Christine memutuskan untuk kawin lari, dan pergi sejauh mungkin dari cengkeraman Erik, Christine menghilang secara misterius dari tengah panggung opera yang dipenuhi banyak orang...
Raoul harus berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan kekasih hatinya itu, sebelum semuanya terlambat. Ketika itu, ia dibantu oleh sosok Orang Persia misterius yang mengetahui tentang masa lalu Erik yang kelam...
Apakah yang terjadi dengan Christine? Apakah ia masih hidup atau sudah mati? Berhasilkah Erik menuntaskan obsesinya untuk memiliki Christine? Lalu, apa yang Raoul lakukan ketika melihat Christine tiba-tiba menghilang di hadapannya sendiri?
Saya tidak akan memberitahu anda, tentu saja. Silakan baca sendiri novel ini, yang Alhamdulillah sekarang sudah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Saya benar-benar senang sekali karena Gramedia sering menerbitkan karya-karya kesusasteraan klasik akhir-akhir ini, karena menurut saya Indonesia memang sudah ketinggalan jauh di bidang pengetahuannya terhadap kesusasteraan terkenal dunia.
Ketika membaca novel ini, saya jadi penasaran dengan filmnya. The phantom of the opera telah berkali-kali dipentaskan di panggung opera maupun di layar lebar. Yang kebetulan menarik saya adalah versi terbaru dari The Phantom of The Opera yang difilmkan di tahun 2004. Film itu dibintangi oleh Emmy Rossum sebagai Christine, Gerard Butler sebagai Erik sang Hantu Opera, dan Patrick Wilson sebagai Raoul. Saya belum menonton filmnya, tapi saya terpesona lihat trailernya di youtube. Saya juga makin penasaran ketika melihat adegan Christine bernyanyi untuk pertama kalinya di hadapan para penonton opera, ketika ia menggantika Carlotta. Suaranya Emmy Rossum bagus bangett.. Saya terpesona. Selain itu, adegan ketika Christine dan Erik tampil bersama di panggung juga keren. Itu si Gerard Butler keren banget dengan jubah panjang dan topeng yang menutupi wajahnya. Bikin pangling. Beda banget dengan ketika dia di PS. I Love You. Jadi, saya mencatat di benak saya untuk menonton film ini di kemudian hari.
Dan ternyata, dari situ saya tahu bahwa lebih banyak yang simpati pada pasangan Erik-Christine dibanding dengan Raoul-Christine. Bahkan ketika saya iseng-iseng main di fanfiction.com, fanfic Erik-Christine jauh lebih banyak daripada Raoul-Christine! Jujur saja, setelah selesai membaca novel ini pun, saya jadi lebih suka dengan pasangan yang pertama. Gaston Leroux menampilkan emosi karakter-karakternya dengan begitu baik dan sangat menyentuh, sehingga bisa membuat saya berpindah posisi di saat-saat terakhir.
Novel ini memang nuansanya kelam dan sangat menegangkan. Sampai-sampai, saya menunda membacanya karena saat itu saya sedang sendirian di rumah. Dan saya tidak mau membacanya malam-malam. Saya memang bukan penikmat kisah hantu atau thriller bunuh-bunuhan. Kalau Sherlock Holmes sih masih oke saya baca malam-malam, tapi kalau yang ini nggak deh.. Itu dulu, sekarang karena saya sudah selesai baca, saya nggak akan takut lagi untuk membacanya di malam hari, meskipun Erik mungkin mengawasi saya dengan mata merah dari balik topengnya...
Judul: The Phantom of The Opera
Pengarang: Gaston Leroux
Alih bahasa: Stefanny Irawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 376 hlm
ISBN: 978-979-22-6951-2
Kalau aku sih lebih suka Raoul-Christine, karena Raoul udah terbukti dengan berani menantang maut demi menyelamatkan Christine, padahal dia ketakutan. Sebaliknya Eric, jiwanya "gelap" meski bukan salahnya sendiri. Christine pun kurasa mengagumi dan kasihan thd Eric, tapi cintanya tetap ke Raoul.
ReplyDeleteKalo aku... 50:50 kali ya. Kadang aku suka merasa, sikap Raoul kurang dewasa. Bikin gregetan. Tapi, kalo aku yg jadi Christine, aku juga pasti pilih Raoul. Siapa jg yang mau hidup sama "setan" di "dasar neraka" gedung opera itu. heuehuu
ReplyDeleteErik masih hidup dan dia masih mencintai christine :')
ReplyDelete