Lady Susan


Lady Susan by Jane Austen
My rating: 3 of 5 stars

Kayaknya baru kali ini nemu tokoh utama perempuan yang semenyebalkan Lady Susan. Kalau di karya fiksi lain, dia bakal cocok banget jadi sosok cewek antagonis yang cerdas, manipulatif, licik, dan pandai memutar lidah.

Gaya penceritaannya unik, melalui surat-surat yang disampaikan oleh para tokohnya. Ada dua tokoh yang memegang peranan penting dalam surat menyurat ini. Yaitu Lady Susan dan Mrs. Vernon. Surat itu bukan antara mereka berdua, karena mereka berdua justru saling tidak menyukai. Mrs. Vernon tidak suka dengan Lady Susan karena ia menentang pernikahan Mrs. Vernon dengan suaminya, yang adalah adik ipar Lady Susan. Namun, ketidaksukaan Mrs. Vernon menurut saya masih logis, bukan benci-bencian cewek yang asal main nggak suka aja. Wkwkwk. Soalnya dalam beberapa suratnya (yang selalu dikirimnya untuk ibunya), Mrs. Vernon selalu menampakkan simpatinya ke Lady Susan.

Sementara itu Lady Susan, ya ampun, sungguh sangat manipulatif. Dia berhasil memanipulasi orang-orang di sekitarnya untuk dapat mempercayai kata-katanya sepenuhnya. Mereka yang udah dengar dia ngomong kayak nggak bisa berpikir objektif lagi. Main percaya aja. Salah satu korbannya adalah Reginald, adik kandungnya Mrs. Vernon. Kayaknya Mrs. Vernon doang yang nggak jatuh ke dalam perangkap kata-katanya Lady Susan. Pertama, karena sejak awal dia nggak suka sama Lady Susan yang menentang pernikahannya. Kedua, karena adiknya jatuh pada jeratnya Lady Susan juga. Padahal awalnya si adik juga nggak suka sama si Lady, tapi kata-katanya si Lady ternyata begitu persuasif, simpatik, dan manipulatif hingga akhirnya dia luluh.

Awalnya saya juga sempat curiga, jangan-jangan ini si Mrs. Vernon juga sama gak benernya kali, karena dia gak suka sama Lady Susan. Jangan-jangan Lady Susan gak seburuk itu. Tapi, lewat suratnya Lady Susan ke sahabatnya di London, Alicia, jelaslah bahwa Lady Susan memang seburuk itu.

Alhamdulillah bukunya tipis jadi bisa selesai hanya dalam waktu dua jam. Seperti yang saya bilang di atas, kalau gaya penulisannya unik karena pakai surat. Baru tahu juga saya kalau ada nama khusus buat gaya bercerita seperti ini. Yaitu, epistolary. Suratnya juga cukup kompleks, bukan hanya antar dua tokoh. Yang utama adalah Lady Susan ke Alicia sahabatnya dan Mrs. Vernon dengan ibunya. Tapi banyak juga yang lainnya. Makanya awalnya saya agak bingung juga. Untungnya, segala tabir itu mulai terungkap perlahan-lahan. Tsah...

"Lady Susan" ini adalah karya kedua Jane Austen yang saya baca setelah "Pride and Prejudice". Semoga bisa baca karya-karyanya yang lain juga setelah ini.

View all my reviews

Comments