Ketika Dimi Menikah


Dimi is MarriedDimi is Married by Retni S.B.
My rating: 2 of 5 stars

"Ketika seorang lelaki serius pada seorang perempuan, maka ia akan memperkenalkan perempuan itu pada sahabat-sahabatnya."

Itulah nasihat dari salah seorang sahabat saya beberapa saat yang lalu. Menurut dia, keseriusan dalam membina hubungan itu dapat terlihat apabila masing-masing pasangan saling mengetahui kehidupan mereka sebelum mereka saling bertemu.

Saya setuju dengannya. Buat saya, sahabat merupakan orang-orang terdekat setelah keluarga, yang bisa kita mintai tolong dan pendapat terhadap banyak hal.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menikah dengan Garda, seharusnya Dimi meminta Garda untuk memperkenalkan dirinya ke dalam lingkungan lelaki itu. Apalagi, lelaki itu bagai hidup di dunia yang berbeda dari Dimi.

Garda itu tajir melintir, super tampan, pintar, dan penerus perusahaan ternama di nusantara. Pacar Garda sebelum ini nggak ada yang kayak Dimi: sederhana dan serba biasa.

Padahal Dimi sempat meragukan lelaki itu. Ia sempat bertanya-tanya, kenapa Garda mau sama dia. Mereka memang dijodohkan sih... Oom Danu (dan saya selalu baca itu dengan nada o panjang.. ooommm XD) adalah sahabat baik ayahnya, jadi ayah Dimi yakin kalau sahabatnya nggak mungkin merencanakan hal buruk dengan menjodohkan anak-anak mereka. Tapi, yang sahabatan kan orang tua mereka. Ayah Dimi nggak tau Garda secara personal, pun Papanya Garda nggak tau Dimi seperti apa.

Sayang banget ketika semua keraguan Dimi, yang sempat ngira Garda gay-lah, impoten-lah, dsb., hilang hanya karena diajak makan malam sekali saja sama lelaki itu! Ya, Dimi dalam sekejap langsung takluk dalam pesona Garda, hingga keraguannya sirna dan memutuskan untuk menikah dengan lelaki itu.

Kehidupan pernikahan mereka memang bahagia, pada awalnya. Meski mereka cuma mengadakan akad saja, nggak pakai resepsi, meski Dimi nggak dibawa ke kantornya Garda dan diperkenalkan sebagai istrinya, meski Dimi nggak tau sama siapa saja Garda bergaul, meski Dimi senang pakai daster di rumah sampai disangkain housekeeper oleh mantan pacarnya Garda super-model-super-cantik-super-memesona yang baru pulang dari Paris lalu tiba-tiba nongol di depan apartemen mereka.

Dan yah, dari situlah Dimi mulai sadar dan mempertanyakan apa arti dirinya bagi lelaki yang telah menjadi suaminya itu...

Apa Garda mencintainya?

Kalau ya, kenapa dia masih menemui Donna (si mantannya Donna)? Kalau ya, kenapa Garda tak berkata jujur kepadanya? Kalau ya, kenapa resepsi pernikahan yang dulu Garda janjikan (karena doi super syibbuukkk) tidak pernah terlaksana? Kalau ya, kenapa Garda diam saja ketika Dimi memutuskan untuk pergi dari sana?

Apakah pernikahan ini sudah tidak bisa lagi diselamatkan? Padahal Dimi bermimpi bisa hidup bersama Garda hingga tua. Padahal Dimi begitu mendambakan jika rumah tangganya juga sehangat orang tua-orang tua mereka, yang selalu merasa nyaman satu sama lain meski telah puluhan tahun bersama. Padahal bagi Dimi, Garda adalah satu-satunya yang sanggup membuatnya merasa berbeda.

Jawabannya, baca aja sendiri deh di buku "Dimi is Married" ini. Saya sendiri sih nggak begitu suka. Pertama karena gaya berceritanya yang pakai dua POV, pakai Dimi dan Garda, terus font-nya pakai dibedain segala. Kedua karena menurut saya kisah ini bisa dipangkas menjadi lebih padat dan nggak terlalu bertele-tele. Ketiga, karena akhirnya yang lumayan bikin saya "-____-".

Tapi sebenarnya nggak separah itu, sih. Sayanya aja yang nggak suka sama cerita jenis begini (ternyata...). Padahal saya sempat penasaran banget dan nyari-nyari buku ini kemana-mana. Makanya, ketika nemu buku ini cuma seharga ceban sajah di supermarket dekat rumah, tanpa pikir panjang langsung saya sambar. Ternyata... Ya, biasa saja.

Meskipun memang sih, ada beberapa bagian yang begitu menyentuh hingga saya ingin menitikkan air mata. Bagian ketika Donna mulai hadir di kehidupan mereka, dan Garda seakan tidak melakukan sesuatu yang signifikan untuk menjelaskan kesalahpahaman itu, hingga semuanya terlambat. Bagian itu benar-benar membuat saya sangat bersimpati pada Dimi, dan membenci Garda. Sayangnya, setelah itu kisahnya ditampilkan secara bertele-tele, sehingga saya merasa bosan. Jadilah saya skimming-skimming saja, dan ketika mencapai akhir saya jadi berkomentar: "Yah elah, begitu aja akhirnya?"

Hingga saat ini, memang masih sedikit kisah-kisah romance karya penulis kontemporer Indonesia, yang bisa merebut hati saya. #tsaahh Makanya saya cenderung jarang (bahkan nggak pernah) beli novel metropop macam begini. Saya memang suka drama (namanya juga cewek xp), dan kadang suka membayangkan kalau udah sebel-sebelnya sama si tokoh cowoknya yang nyakitin si cewek, udah tuh ceweknya "dimatiin" aja, biar tu cowok nyesel selama-lamanya karena udah dikasih permata eh malah minta emas sepuhan.

Tenang, ini bukan spoiler. Cerita ini juga nggak sampai sebegitu lebay-nya. Dimi bahkan cukup tangguh dan tegar dalam menghadapi kehidupan rumah tangganya yang digoncang badai, meskipun badannya kecil (lah).

Jadi ya, begitu intinya. Cerita ini biasa saja buat saya. Not so special.

Comments

  1. Supermarket mana?
    Gw nyari2 ga nemu soalnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Ramayana deket rumah tuh nemunya.
      Itupun kondisinya sudah nggak bagus.

      Delete

Post a Comment