Harry Potter dan Kamar Rahasia


Harry Potter and the Chamber of Secrets (Harry Potter, #2)Harry Potter and the Chamber of Secrets by J.K. Rowling
My rating: 3 of 5 stars

Meskipun ini buku kedua, tapi ini adalah buku Harry Potter pertama yang saya baca. Ya, ceritanya panjang dan udah saya jelasin di ripiu pertama. Silakan dibaca bagi yang mau... xp #sokterkenal

Hhhmm... Gimana ya buku kedua ini? Kok setelah saya baca, kesannya jadi beda ya? Kok kayaknya terlalu banyak 'bolong' di awal yang dulu nggak saya sadar, tapi sekarang jadi masalah buat gw... (Kalo buat lo nggak sih ya udah... xp)

Yah, seperti yang kita ketahui bersama, di buku kedua ini dek Harry nggak bisa pergi ke Hogwarts dengan cara yang biasa. Jadi, dia pake cara yang luar biasa. Super!! Ajaib!! Nyeleneh!!

Udah pada tau dong semuanya?

Yeah, dia naek pesawat terbang. Eh, naek mobil terbang. Punya siapa lagi kalo bukan keluarga Weasley. Dan untuk pertama kalinya pembaca diajak untuk mengenal keluarga Weasley secara utuh. Rumah mereka yang acak adul tapi sangat hangat, the Burrow. Orang tua Ron, Arthur dan Molly, yang baik hati dan ramah. Dan, kehidupan di the Burrow itu sangat mengasyikkan. Paling mengasyikkan di sepanjang idupnya Harry Potter yang cuma kenal lemari keluarga Dursley atau kamar yang sempit di loteng (?). Yah, pokoknya ke tempat yang mengenaskan itulah...

Heran, kok bisa orang kayak keluarga Dursley ini nggak ketangkep hukum? Atau minimal ketauan sama tetangga-tetangganya kalo mereka memperlakukan Harry kayak budak. Di zaman gini, gitu loh?? Mana tuh pelindung hak-hak anak, kok nggak ada yang tau? Ah, ya sudahlah. Harry Potter kan emang bukan siapa-siapa di dunia Muggle. Dia baru siapa-siapa di dunia sihir. Lupa saya... Hahaha

Hhhmm... Di buku ini saya nggak tahan sama kelakuannya Gilderoy Lockhart, yang bikin saya pengen skip semua dialognya dia. Sumpe ya, ni orang nggak ketulungan narsisnya. Om-om populer yang berasa paling ganteng sedunia, sampe-sampe saya pengen nyemplungin dia ke danau di depan Hogwarts itu (apa deh namanya?).

Di buku kedua ini untuk pertama kalinya pembaca disuguhi wujud aslinya si tuan tanpa hidung. Yah, meskipun pas dia masih sekolah di sonoh sih... Jadi, pasti banyak berubahnya dengan yang sekarang. Yang pasti, sekarang dia tambah jahat. Hwahahahaaa

Oh iya, di buku ini juga untuk pertama kalinya saya dibuat sadar dengan kehadiran Ginny. Saya nggak nyangka, si anak perempuan yang eksistensinya nggak begitu disadari (oleh saya) ini, ternyata memiliki peranan besar di kemudian hari. But i don't think i like Ginny in this book... Hhhmm... Dan sesungguhnya dia tetep nggak jadi tokoh cewek favorit saya di serinya Harry Potter sih. Saya masih tetep berharap Harry bakal jadi sama Hermione atau paling nggak sama Luna.. Hehehehe #kabursebelumdigetokpensharryginny

Saya nggak inget sih, ini udah keberapa kalinya saya baca buku yang kedua ini. Apa jangan-jangan, saya emang baru baca sekali doang ya?? Lupa....

Aduh, saya terserang penyakit malasbikinripiusitis nih. Jadi, sudah saja sampai disini. Nanti kalo ada waktu kita boleh numpang panjangain ripiu lagi... Ciao~



Sebelum ditutup, untuk memenuhi syarat FYE di blognya Bacaan Bzee (xp), menurut saya buku ini cocok untuk dibaca anak-anak usia 8-15 tahun. Tapi orang dewasa pun bisa menikmatinya. Dan menurut saya, buku anak yang bagus itu adalah buku yang nggak hanya bisa dinikmati oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa... ^___^

Comments