The Picture of Dorian Gray

Buku pertama yang saya beli di tahun 2012 ini adalah "The Picture of Dorian Gray" karya Oscar Wilde. Buku yang saya beli ini cukup tipis, hanya 64 halaman saja. Saya sendiri awalnya mengira, cerita tentang Dorian Gray ini agak tebal. Tapi, kemudian saya sadar kalau ini adalah "retold version" yang memang diperuntukkan bagi orang-orang yang mau belajar bahasa Inggris melalui karya-karya sastra. Buku yang diterbitkan oleh Dian Rakyat in harganya juga murah, hanya Rp 15.000,- saja.

Saya baru beli buku ini kemarin, ketika jalan-jalan ke Toko Buku Leksika, Kalibata City. Saya penasaran dengan toko buku ini, karena katanya mereka membagi-bagikan buku gratis setiap harinya. Sayangnya, saya kemaleman ke sananya. Buku yang dibagikan gratis itu hanya sampai pukul 19.00 saja. Jadi, saya ga dapet buku gratis deh.. Hiks.

Nah, ketika saya berkeliling, saya tiba-tiba melihat buku ini. Saya memang sudah penasaran sejak nonton filmnya, yang dibintangi oleh Ben Barnes itu. Saya nggak nyangka awalnya, kalau cerita itu berasal dari buku, apalagi yang ngarang Oscar Wilde. Dan saya jadi terkejut campur takjub setelah baca novel ini...


Dorian Gray adalah seorang pemuda bangsawan Inggris yang sangat tampan dan masih muda. Usianya masih di awal dua puluhan ketika ia pertama kali bertemu dengan Henry-Harry-Wotton, seorang Lord berusia tiga puluhan yang cerdas dan suka mempengaruhi pikiran orang lain. Dorian bertemu Harry melalui Basil, seorang pelukis sekaligus sahabat Harry ketika masih kuliah di Oxford. Basil membuat lukisan diri Dorian, yang sangat sempurna. Anehnya, Basil tak mau menunjukkan hasil karyanya itu kepada orang lain. Ia hanya memperlihatkan lukisan itu kepada Harry yang membuat Harry semakin penasaran kepada Dorian.

Alasan Basil tidak mau memamerkan hasil karyanya kepada orang lain itu sebenarnya cukup membuat saya merinding. Tapi ya, apa memang begitu ya hidup para seniman? Mencintai keindahan...

'I'm an artist,' said Basil, 'An artist paints pictures of other people. But I believe that an artist show his own feeling in every picture he paints. Each time I paint a picture, I show feelings that are inside me.

'I don't want people to look at the picture of Dorian Gray. I don't want them to find out about my feelings.'

Dorian has the power to make me a better artist. But I don't want him to know this. I don't want anybody to know. So I can't show the painting in a gallery. It shows too much of me. It is too much like me.

Basil sebenarnya tak ingin mempertemukan Dorian yang naif dan polos itu kepada Harry. Ia tahu persis watak sahabatnya itu, yang senang mempengaruhi orang lain. Harry adalah seorang bangsawan kaya yang hidup hanya untuk bersenang-senang. Ia tidak peduli dengan anggapan orang lain, dan ia merasa sah-sah saja untuk melakukan hal-hal buruk di dunia ini, selama itu membuat dirinya bahagia.

Benar saja, baru saja bertemu sebentar dengan Harry, watak Dorian mulai berubah. Diawali dengan ketika Harry menanamkan dalam otak Dorian bahwa ia, yang saat ini masih muda dan tampan, akan menjadi kakek jelek penuh dengan kerutan suatu saat nanti. Sebelum Dorian menjadi seperti itu, Harry menekankan kepadanya untuk menikmati hidupnya sebisa mungkin.

Ketika lukisan diri Dorian sudah selesai, Dorian terkagum-kagum oleh sosoknya yang ada di lukisan itu. Ia begitu muda, tampan, dan sempurna dengan rambut pirang, kulit pucat, dan mata birunya (ehem, saya jadi teringat seseorang... ;p). Dorian yang awalnya terpesona, kemudian marah. Ia marah karena lukisan dirinya akan tetap muda dan tampan sampai kapanpun. Waktu tak akan mengubah sosok sempurna di lukisan itu. Sementara dirinya, ia akan menjadi tua, beruban, berkerut, jelek, kemudian mati. Di tengah kemarahannya itu, tanpa sadar ia mengucap sumpah terlarang dan menjual dirinya kepada iblis...

'I wish that I could always be young. I wish that the picture could grow old instead of me. I would give anything and everything for this to happen. I would give my soul!'

Sejak hari itu, Dorian yang naif dan polos sudah tak ada lagi. Ia terpengaruh pikiran jahat Harry, dan berubah menjadi pria hedon yang suka bersenang-senang. Harry memberitahunya segala macam kesenangan di kota London, yang berbahaya maupun tidak.

Suatu hari, Dorian bertemu dengan seorang aktris muda cantik bernama Sibyl Vane. Sibyl adalah seorang aktris berbakat di sebuah teater kecil bobrok di sudut kota London. Sibyl sangat cantik, dan Dorian jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis itu. Ia berjanji akan menikah dengan Sibyl. Tetapi, lagi-lagi Harry mempengaruhi pikirannya. Suatu hari, Dorian mengajak Harry dan Basil untuk pergi ke teater itu, untuk bertemu dengan Sibyl pujaan hatinya. Sayangnya, akting Sibyl sangat buruk malam itu dan membuat Dorian sangat marah dan malu. Ia mengatakan hal kejam kepada Sibyl. Dorian berkata bahwa ia sudah tidak mencintai Sibyl lagi dan memutuskan pertunangan mereka, lalu pulang begitu saja meninggalkan Sibyl yang menangis di lantai ruang gantinya.

Sesampainya di rumah, Dorian melihat lukisan dirinya yang ia pajang di perpustakaan pribadinya. Ia terkejut melihat adanya perubahan dalam lukisan itu. Potret Dorian di dalam kanvas itu sedang menyeringai padanya. Ia tampak sangat jahat di sana. Dorian kemudian sadar bahwa ia telah bersikap kejam kepada Sibyl dan merasa menyesal. Ia memutuskan untuk tidak akan bertemu dengan Harry lagi selamanya, dan ia akan menulis surat cinta kepada Sibyl dan memintanya lagi untuk mau menikah dengannya. Tetapi sayang, semuanya sudah terlambat. Sibyl ditemukan bunuh diri di ruang gantinya...

Kematian Sibyl membuat Dorian berubah. Bukan menjadi semakin baik, tapi justru semakin jahat. Hingga tujuh belas tahun kemudian, Dorian masih tampak seperti sesosok pria muda berusia di awal dua puluhan. Ia tak bertambah tua sediktpun. Lukisan diri Dorian yang awalnya ia pajang di perpustakaan pribadinya, kini telah berpindah ke loteng. Dorian tak mau orang lain melihat lukisan itu. Karena sosok yang ada di sana telah berubah menjadi sesuatu yang mengerikan...

Basil, pelukis yang melukis potret Dorian, suatu malam pergi ke rumah Dorian sebelum ia pergi ke Paris selama enam bulan untuk mengikuti pameran lukisan. Ia ingin menyampaikan sesuatu dulu kepada Dorian sebelum ia pergi jauh. Dorian sendiri sebenarnya tak ingin bertemu lagi dengan Basil, karena ia tahu Basil hanya akan menceramahinya, dan ia tahu bahwa apa yang dikatakan Basil itu adalah kebenaran. Benar saja, Basil yang menganggap Dorian sebagai sahabatnya merasakan ada yang aneh pada dirinya, dan memberikan beberapa nasihat sebagai seorang sahabat. Dorian yang merasa marah akhirnya mengajak Basil ke loteng dan memperlihatkan lukisan dirinya yang dilukis Basil tujuh belas tahun yang lalu. Basil terkejut bukan main melihat lukisan itu, dan kemudian ia tergeletak tak bernyawa terbunuh di tangan Dorian Gray yang ia kasihi...

Ceritanya terdengar sangat kelam dan gelap ya. Tapi ketika saya membaca novel ini, nuansa itu tidak terlalu terasa. Mungkin karena saya membaca sadurannya, kali ya. Lagipula, karena cerita ini berlevel elementary, kosa kata yang digunakan di dalamnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Saya sendiri hanya butuh satu jam untuk menyelesaikan novel ini.

"The Picture of Dorian Gray" menggambarkan kenaifan dan kepolosan seorang pemuda yang dinodai oleh orang lain, dalam hal ini Harry. Dorian memang keturunan bangsawan, tapi ia tidak hidup seperti bangsawan hingga kakeknya meninggal dunia. Soalnya, ibu Dorian yang putri bangsawan itu kawin lari dengan orang lain, sehingga kakek Dorian mengusirnya. Tapi, karena sang kakek tak memiliki penerus, ia pun membawa kembali Dorian yang belum pernah hidup bergelimang harta dan dikelilingi kemewahan sebelumnya.

Sosok Harry adalah otak dibalik perubahan diri Dorian. Dan ia menikmati itu semua, sambil menanamkan berbagai macam pemikiran barunya yang nyeleneh itu, kepada otak Dorian Gray. Pemikiran-pemikiran Harry yang ditanamkan ke otak Dorian telah membuat Dorian menjadi seorang pemuda yang sangat jahat dan kejam, jauh lebih jahat dari Harry sendiri. Wajar saja, karena Harry adalah orang yang terpelajar dan telah mengenyam pendidikan tinggi. Meskipun ia melakukan banyak hal terlarang, ia tak akan melakukan perbuatan yang melanggar hukum seperti membunuh orang lain. Tapi, tetap saja ia adalah orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Dorian, meskipun ia melakukan itu semua tanpa sadar. Ketamakan Dorian lahir dari ide-ide yang ditanamkan Harry di otaknya, dan itu seperti virus yang menyebar dengan cepat ke tubuh Dorian dan menggerogoti hati dan pikirannya...

Setelah membaca versi 'retold' ini, saya jadi ingin baca versi aslinya. Pasti lebih rumit dan mungkin lebih kelam. Saya mau tak mau ingat dengan sosok Oscar Wilde, ketika ia menceritakan tentang Basil di "The Picture of Dorian Gray" ini. Basil memiliki perasaan khusus kepada Dorian, lebih dari sekadar sahabat. Tapi, mungkin saja sih perasaan itu karena ia terkagum-kagum oleh keindahan Dorian, mengingat ia adalah seniman. Cuma ya, saya jadi teringat Oscar Wilde yang dihukum penjara karena ia mencintai sesama jenisnya, padahal ia sendiri sudah menikah dan punya anak.

Nah, itu juga yang buat saya tidak menyangka sama sekali bahwa Oscar Wilde-lah yang menulis cerita ini. Soalnya, sangat berbeda dengan karya Wilde yang saya baca sebelumnya, yaitu Pangeran Bahagia. Pangeran Bahagia adalah cerita anak-anak yang sarat makna dan penuh nuansa spiritualitas. Hhmm, mungkin memang begitulah pengarang ya. Saya jadi teringat dengan seorang sastrawan besar Jepang di zaman Meiji bernama Akutagawa Ryunosuke yang menurut pandangan saya agak mirip dengan Oscar Wilde. Karya Akutagawa ini lebih banyak berupa cerpen, sama seperti Wilde. Ia juga pernah menulis cerita anak-anak, ketika anaknya lahir. Lalu kemudian, cerita yang ditulis oleh Akutagawa ini kembali ke nuansa kelam dan gelap, bahkan gila. Hingga akhirnya, Akutagawa meninggal dunia karena bunuh diri, sebelum ia menganggap bahwa dirinya sudah gila karena mendengar suara-suara di kepalanya.

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya pertama kali berkenalan dengan Dorian di filmnya. Film Dorian Gray ini diperankan oleh Ben Barnes sebagai Dorian, dan Colin Firth sebagai Henry-Harry-Wotton. Dan itu si Ben Barnes ganteng banget di film itu... (,,>v<,,). Ah, saya sudah jatuh cinta sama sosok dia sejak dia berperan sebagai Prince Caspian di Narnia. Dia cocok sekali sebagai Dorian Gray yang digambarkan sebagai "Very beautiful young man". Meskipun sebenarnya sosok Ben Barnes yang berambut hitam dan bermata coklat berlawanan sekali dengan sosok Dorian yang digambarkan oleh Oscar Wilde di novelnya. Mungkin memang sengaja seperti itu kali ya, soalnya sosok Sibyl Vane di film justru berambut pirang agak kecoklatan dan bermata biru. Hhmm, saya nggak terlalu suka sama Sibyl di filmnya. Rachel Hurd-Wood kurang kelihatan cantik di sini, beda sekali dengan peran dia di Perfume yang sangat lovely. Oh iya, seingat saya sih di filmnya ini Sibyl bunuh diri ketika sedang mengandung anak Dorian, beda dengan novelnya.

Akting Colin Firth sebagai Harry yang hedon dan menjalani kehidupan sesuka hatinya juga sangat memukau. Ya iyalah, Colin Firth gitu loh. Ada beberapa perbedaan tentunya antara novel dan filmnya. Di film, Harry mendapatkan ganjaran atas perbuatannya yang telah menjerumuskan Dorian, sesuatu hal yang tidak ada di novelnya.

Sebenarnya ada tokoh lain yang menurut saya cocok untuk jadi Dorian Gray, versi novelnya. Dia adalah Jamie Campbell Bower yang ikut main di Harry Potter and The Deathly Hallows Part I dan katanya sih main di Twilight Saga juga. Kalau begitu, Bonnie Wright yang jadi Sibyl Vane-nya. Soalnya, mereka berdua kan bertunangan. Tapi berarti, Sibyl Vane jadi berambut merah dan bukan coklat... ;)


 Kalau Jamie Campbell Bower dan Bonnie Wright yang jadi Dorian dan Sibyl...


Kembali ke topik awal. Emang gini nih saya, suka mbleber kemana-mana fokusnya. Ehem, sekarang balik ke bukunya yang diterbitkan Dian Rakyat deh.  Saya senang sekali Dian Rakyat nerbitin buku-buku seperti ini dalam bahasa Inggris. Memang bahasa Inggris sederhana sih, soalnya untuk belajar. Kemarin saja saya harus menahan diri untuk nggak beli buku lainnya (saat itu ada 'Dracula' sama 'The Great Gatsby'), mengingat budget yang minim (belum gajian, heuheu...). Satu hal yang patut disayangkan dari buku ini adalah cetakannya. Itu huruf yang ada di dalamnya ada beberapa yang pudar. Ilustrasi yang ada di dalamnya juga seperti printer sudah kehabisan tinta. Ditambah lagi, mungkin supaya penghematan, margin-nya pun mepet-mepet. Antara bab juga tidak dipisahkan. Maksudnya, biasanya kan kalau bab 1 ke bab 2 itu pasti ada jarak, meskipun misalnya akhir bab 1 hanya memakai dua atau tiga baris saja. Nah, ini nggak. Semuanya dihemat-hemat. Sehingga dari segi estetiknya agak kurang. Tapi, nggak terlalu masalah buat saya sih, soalnya jarang-jarang banget bisa baca karya sastrawan terkenal di dunia hanya dengan Rp 15.000 rupiah saja (selain baca ebooknya lho, ya.. ;p). Bahkan lebih murah dari komik sekarang yang harganya muahalll (makanya saya nggak pernah beli komik lagi. Hiks..)

Nanti saya mau cari lagi ah terbitan Dian Rakyat lainnya yang seperti ini. Kapan lagi bisa belajar bahasa Inggris sekaligus menikmati karya sastra terkenal dunia?


 


  Judul : The Picture of Dorian Gray
  Pengarang : Oscar Wilde
  Diceritakan ulang oleh :  F.H. Cornish
  Penerbit : Dian Rakyat
  Jumlah Halaman : 64
  Cetakan : Kedua 2011
  ISBN : 9795236172

Comments

  1. wah murah sekali harganya, seandainya saja semua buku seharga 15k, hahaha penulis dan penerbit bangkrut deh

    ReplyDelete
  2. Hahaha.. Iya juga ya. Tapi harga buku di sini kan makin lama makin mencekik (huhuhu...), jadi seneng banget dapat buku bagus dengan harga murah. ;p

    ReplyDelete
  3. Haaaa.. Saya suka banget buku ini nih.. Salah satu buku yang paling jujur menceritakan sisi gelap manusia..

    ReplyDelete
  4. Iya, betul. Perubahan Dorian betul-betul drastis banget disini. Mengerikan. Tapi, itulah kenyataan...

    ReplyDelete
  5. Dorian Gray ini favoritku diantara semua karya klasik. Bahkan lebih suka Dorian Gray drpd karangan Dickens (which is my fave author of classic lit). Senengnya ada yg ngereview.

    Btw...emang Dian Rakyat masih ada? kirain udah bangkrut >.<. Jaman dulu buku terbitan DR keren2. Senang mengetahui penerbit kesayanganku itu masih eksis.

    ReplyDelete
  6. Iya, Mbak. Masih ada kok, tapi memang sedikit. Nanti aku mau cari lagi ah terbitan2nnya DR. Waktu itu juga sempat lihat beberapa di Toko Buku lainnya. Aku suka dengan koleksi bahasa Inggris mereka. Bikin tambah ilmu, jadi tau karya klasik dunia, plus harganya murah. ;)

    Terima kasih sudah 'main' kesini... ^^

    ReplyDelete
  7. mau baca dan nonton jadinya nihhh (>__<)

    ReplyDelete
  8. Silakan dibaca dan ditonton juga. Filmnya sih cukup absurd menurut sayah. Tipikal film2 Eropa lah yaa... ;)

    ReplyDelete
  9. sis...
    cara download novel ini gmn y?
    sy sdh cari tetapi koq adanya yg 304halaman y...
    sy bth novel ini buat tugas kampus,mohon infonya ya...tq:)

    ReplyDelete
  10. Wah, kalo yang ini aku nggak donlot. Aku beli versi simplified-nya yang diterbitkan oleh Dian Rakyat. Kalau mau download novel ini, coba saja cari di http://www.gutenberg.org/ atau di http://www.feedbooks.com/publicdomain. Seharusnya sih novel ini bisa didapat gratis karena penulisnya sudah meninggal lebih dari 50 tahun :)

    ReplyDelete
  11. wah thank bgt nih ngebantu skali...
    keep blogging yaw....

    ReplyDelete
  12. Wah... referensi yang bagus sekali. Jadi penasaran ingin baca novelnya :) hehe


    Terimakasih atas reviewnya :)

    ReplyDelete

Post a Comment